(Manado, 29 November 2014)
Waktu menunjukkan sekitar pukul 12.00 siang. Bete’ juga seharian di
kost-an adikku di seputaran Bahu, Malalayang, Manado. Apalagi ini adalah hari
sabtu. Weekend coy, bĂȘte banget donk
yaa kalo tidak ada kegiatan. Okeh, sepertinya, snorkeling di Bunaken akan menyenangkan. Apalagi, untuk orang
Manado yang belum pernah ke Bunaken sepertiku, rasanya aib banget kalau belum
pernah ke tempat itu. Hehe…
Mulai aku cari informasi sana sini. Kakakku ikut-ikutan juga bantuin
cari informasi. Berdasarkan hasil investigasi kakakku di pelabuhan, ditambah
dengan penelusuranku lewat dunia maya maupun dialog lewat sms dari beberapa
narasumber terpercaya, sementara kami menyimpulkan, rata-rata para pemilik
speedboat mematok harga Rp. 700 – 850rb pulang pergi. Mahal? Iya donk. Hehe…
Tapi itu belum melalui proses tawar menawar sih.
Sambil menunggu info lebih lanjut dari kakakku, akupun mengajak adikku
untuk jalan-jalan di seputaran pantai Malalayang. Bukan hanya sekedar
jalan-jalan, tapi karena tiba-tiba aku teringat dengan saran salah satu teman
di forum jalan2.com, katanya ada tempat snorkeling di pantai ini. Dan ada
tempat nongkrong para divers juga. Wah, kebetulan belakangan ini aku lagi
kepingin belajar diving. Kemarin sempat mencari informasi di internet tentang
tempat kursus diving di Manado. Sempat tanya-tanya juga ke beberapa tempat
kursus lewat email, dan mereka memberikan harga yang aku belum tahu ini murah
atau mahal. Yang jelas, harganya terbilang hampir sama dengan banyak yang
bertebaran di internet. Hehe.. Jadi belum melakukan reservasi. Apalagi jadwal
cuti di akhir tahun ini berantakan karena harus berangkat ke Bandung secara
mendadak.
Salah satu sisi Pantai Malalayang, Manado |
Pantai Malalayang adalah salah satu objek wisata gratis yang ada di
Kota Manado, Sulawesi Utara. Di sebagian pantai sudah terkena reklamasi. Namun
masih ada bagian yang belum (wew…) atau tidak terkena reklamasi yang biasanya
dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk rekreasi. Di sepanjang pantai dapat
ditemui warung-warung yang umumnya menjual gorengan, Tinutuan (bubur Manado),
mie cakalang, dan penganan ringan lainnya. Pantainya bersih, airnya lumayan
jernih, dengan dasar laut berbatu, pasir dan batu karang. Kegiatan bermain air,
berenang, snorkeling bahkan diving kerap berlangsng di sini. Beberapa house reef dapat dijelajahi di laut yang terletak tepat di samping jalan trans Sulawesi ini.
Biasanya di jam pulang anak sekolah menjelang sore, tempat ini dipadati pengunjung. Sedangkan di hari libur atau weekend, pengunjungnya semakin membludak. Tempat ini juga merupakan salah satu tempat yang sangat bagus untuk menikmati sunset di Manado.
Biasanya di jam pulang anak sekolah menjelang sore, tempat ini dipadati pengunjung. Sedangkan di hari libur atau weekend, pengunjungnya semakin membludak. Tempat ini juga merupakan salah satu tempat yang sangat bagus untuk menikmati sunset di Manado.
Berbekal informasi dari forum tadi, aku dibonceng adikku dengan
motornya, menuju ke ruas jalan Pantai Malalayang. Mondar mandir di situ, tidak
juga menemukan petunjuk. Sampe akhirnya 3 kali lalu lalang kayak seterikaan,
barulah aku melihat ada spanduk diving club-nya. “Boboca Diving Club”, demikian
tulisannya. Pantesan tidak kelihatan, wong
spanduknya dibentangkan di dalam warung. Nggak ditaruh di luar. Hehehe….
Awalnya canggung sih. Belum berani nanya-nanya. Jadi kita pesan makan dulu. Kebetulan lagi lapar banget. Kakakku juga udah muncul di situ, setelah tadi mencari informasi akomodasi di Bunaken.
View dari belakang warung di Pantai Malalayang |
Sambil makan, aku melihat satu persatu orang yang nyelam muncul di
permukaan. Ada kru salah satu stasiun TV juga ternyata lagi meliput kegiatan
diving. Mereka menuju ke pinggiran pantai yang ada bendera merah bergaris
diagonal putih, yang belakangan aku baru tahu kalau itu adalah logo diving. Aku
kira itu logo waspada madi di pantai. Hehe…
Para penyelam yang baru naik ke permukaan |
Setelah mengumpulkan keberanian, akupun bertanya ke salah satu orang
di situ, yang ternyata asisten instruktur. Om Arie namanya.
“Om, boleh tanya? Kalau mau kursus diving di mana ya?” tanyaku.
“Owh, di sini bisa,” jawabnya.
Dari om Arie, aku memperoleh informasi yang aku butuhkan. Biaya kursus
pun menurutku tergolong murah. Setidaknya, jauh lebih murah dari beberapa
resort yang pernah aku hubungi maupun yang pernah aku lihat di internet. Aku
dipertemukan dengan instrukturnya, Pak Nelson. Biasa dipanggil “Echon”. Katanya
bisa diajarin meski cuman satu orang saja. Dan aku makin antusias. Aku juga
bilang kalau waktuku hanya sampai hari Kamis, soalnya hari Jumat harus kembali
ke Tobelo. FYI ya ni sob, kalau baru
habis diving, tidak boleh langsung naik pesawat. Harus ada jeda waktu minimal
12 jam sebelum penerbangan. Kenapa? Panjang ceritanya. Intinya ada hubungan
sama tekanan udara. Ada di buku manualnya. Hehe….
“Pak, kira-kira apa yang mesti saya siapkan?”, tanyaku.
“Semua perlengkapan dan peralatan kami siapkan. Baju selam pun ada.
Besok bawa materai Rp.6000 aja untuk surat pernyataan, serta flashdisk untuk copy materi,” kata pak Echon.
Wow… asik donk yaa, tinggal bawa diri dan nyali. Hehe…
Dan Pak Nelson pun meminta nomorku untuk kemudian nanti katanya akan
dihubungi apakah siap mulai besok. Namun sepertinya besok (Minggu) katanya mereka
akan ada jadwal diving di Lembeh. Tapi katanya lagi bisa diusahakan.
“Nanti bisa kami swit siapa yang ke Lembeh, dan siapa yang tinggal.”
Oke, baiklah. Tak lupa juga aku minta kontak-nya om Arie.
Warung tempat nongkrong para divers di Pantai Malalayang, Manado |
Hari menjelang malam, dan belum ada kabar. Galau donk yaa. Iya.. hehe…
apa mereka lupa ya? Waduh.. Mau coba hubungi meski sms aja, nggak enak juga.
Hehe.. ya sudah, pasif aja. Aku menunggu kabar saja, sambil bersiap-siap menuju
XXI untuk menonton “Pinguin of Madagascar”.
Tiba-tiba, ada sms masuk:
“Bsk jam 7.30 di Malalayang”
Behh.. Akhirnya, bisa mulai juga belajar diving besok. Yeess….!!!!
Alhamdulillah… hehe
Oke, berarti malam ini harus istirahat cantik. Eh, istirahat cukup
kamsudnya. Hehehe…
bersambung...
***
tips ke tempat wisata Pantai Malalayang- Gampang sob, cari saja angkot jurusan Malalayang (ada tulisan di bagian depan angkot) dari sepanjang jalan Boulevard atau di jalan Karombasan - Bethesda. Nanti turun di pertigaan belokan ke Terminal Malalayang, kemudian jalan kaki aja dari situ menyusuri pesisir pantai;
- Ada beberapa resort juga yang menyediakan fasilitas kursus diving di sekitar Pantai Malalayang. Coba googling;
- Tidak usah takut panas, di pinggir pantai banyak tempat berteduh. Pohon-pohonnya rindang juga. Ada tempat bilas (Rp. 3000);
- Kemaren liat ada penginapan juga di seberang jalan warung. Tapi lom bisa review.
*****
No comments:
Post a Comment