(Bunaken, 26 Desember 2014)
Spot kedua: Pantai Timur Bunaken.
Spot kedua: Pantai Timur Bunaken.
Dari spot snorkeling/diving Pantai Barat, kami kemudian beralih ke bagian
timur pulau. Dibandingkan dengan spot pertama tadi, spot pantai timur ini lebih
sunyi. Terlihat hanya beberapa boat yang parkir. Dari atas boat, tampak
sepertinya taman laut di sini lebih bagus dari pantai barat tadi. Mari kita
buktikan. Tante Ruth dan bunda Helen udah turun duluan. Haha…
![]() |
Tante Ruth. Heppi banget yaaak.... |
![]() |
Lady traveller kita nih... heppi banget maen airnya. hehe... |
![]() |
Seumur-umur, baru kali iniliat life jacket pink unyu'2. hehe... |
![]() |
Wew, gak sadar dia kakinya dah mau diserbu ikan2. haha.... |
![]() |
ada ulaaaaaarrrr....!!!! |
![]() |
Beberapa jenis terumbu karang keras yang ada di Pantai Timur Bunaken |
Oh, ya sobat sekalian, waktu ke sini, kami - termasuk saya - sempat kasih makan ikan pas lagi snorkeling. Soalnya kasian juga ikan-ikannya udah pada mendekat. Belakangan saya baru tahu, ternyata kalau kita kasih makan ikan di laut itu bisa mengganggu ekosistem laut itu sendiri. Sobat bisa googling deh, di situ banyak pendapat yang menurut saya masuk di akal sih. Jadi, kita nggak perlu tuh kasih makan, toh mereka dengan naluri kehewanannya udah bisa cari makan sendiri. Oke? hehehe... Thankss untuk pembaca yang sudah menginfomrasikan ini kepada saya :)
Okeh, lanjut yaa....
![]() |
Hadeh... awas.. awas woy ikan2.. bisa geser bentar gak kalian?, aku mau motret terumbu karangnya.... hehehe.... |
Pengen liat gimana ikannya berenang-renang bebas? nih ada sedikit cuplikannya sob. Cekidot yaa :D
Menuju Siladen Bye-bye
Bunaken…
Lho? Kog udah mau pulang aja?
Nggak jadi gitu ke Siladen? Hmmm… Apa mungkin karena sudah sore atau gimana? Kog tukang perahunya nggak konfirmasi atau sekedar ngomong gitu kalo nggak akan ke Siladen? main jalan aja boatnya menuju Manado. Hadeh... ya sudahlah, lagian udah mulai sore.
Di perjalanan, sesekali kami
melewati laut yang berombak dan sampah-sampah berserakan. Kelelahan tampak di
wajah teman-teman. Semua pada tidur, kecuali aku yang tidak bisa tidur karena waspada dengan kondisi lautnya. Mudah-mudahan saja teman-teman tidak keberatan foto lagi bobo-nya ada di sini. Maaf yaa. hehe....
Tiba di pelabuhan Calaca, aku
lihat mba’ Evi kembali ngobrol dengan tukang perahu. Sepertinya berhubungan
dengan tambahan harga dan pelayanan yang tidak sesuai. Mulai dari masalah perahu katamaran hingga spot Siladen yang kelewat. Sebagai konsumen atau pengguna jasa, tentu kami dirugikan. Ini memang bukan hanya masalah uang, tapi bagaimana memperlakukan konsumen dengan profesional. Si bapak pun tetap dengan pendiriannya. Akupun ikut-ikutan komplain. Kasihan juga liat mba Evi
sendirian. Setelah proses pembicaraan dan pembayaran, kamipun
berlalu.
“lain kali cari perahu lain saja
ya,” terdengar kata bapak itu dari kejauhan. Heh, kutahan lagi esmosi ini yang
kalau diakumulasi dari awal sampe sore itu, sudah tumpeh-tumpeh sebenarnya. Haha...
Ya sudahlah. Tidak ada gading
yang tak retak. Insiden ini menjadi pelajaran. Memang sudah banyak wisatawan yang mengeluhkan kejadian yang hampir sama seperti ini. Bahkan kakakku sebelumnya sudah mewanti-wanti tentang hal-hal begini. Sebagai orang Manado yang notabene tuan rumah, akupun kecewa dan merasa tidak enak. Mudah-mudahan kejadian ini adalah
satu-satunya kejadian tidak mengenakan di perjalanan mba Evi dan teman-teman hingga selesai nanti.
Terima kasih teman-teman untuk kebersamaan yang singkat ini, terima kasih Bunaken atas pengalaman yang berharga, terima kasih bapak tukang perahu, semoga bisa lebih baik di masa mendatang
***
Tips perjalanan ke Bunaken:
- Hati-hati dengan calo. Dari beberapa sumber yang aku baca, tidak semua orang yang menawarkan boat ke Bunaken di pelabuhan Calaca mempunyai boat sendiri. Bisa jadi dia calo, sehingga tidak sedikit wisatawan yang merasa tertipu karena mendapati harga sewa di atas normal.
- Untuk ke Bunaken, berdasrkan survey harga yang aku lakukan bulan November-Desember 2014 ini, rata-rata untuk boat seharian dibuka dengan harga 800-850 ribu, dan biasanya ditawarkan maksimal 2 (dua) spot snorkeling. Namanya buka harga, artinya masih bisa ditawar. Terdapat kapal regular dengan tarif sangat murah, tapi agak sulit mengatur waktu snorkeling dengan jadwal keberangkatan dari dan ke Bunaken.
- Sebaiknya membawa kamera under water dan alat snorkeling sendiri (masker, fin, snorkel). Mau sewa juga bisa, tapi harganya lumayan mahal.
- Sebaiknya berangkat di pagi hari.
- Pilih boat dengan tukang perahunya yang pelayanannya baik, tidak seperti yang kami dapatkan. Agar tidak kecewa. Jangan lupa meyakinkan kembali rute yang akan ditempuh sebelum berangkat. Bisa tanya-tanya teman atau kenalan yang pernah ke Bunaken. Biasanya mereka punya nomor kontak tukang perahu recomended yang bisa dihubungi.
*****
wah, baru denger tuh nama pantainya.. jadi penasaran nih sob...
ReplyDeletethanks yaa dah berkunjung...
Waduh, ikannya jangan dikasih makanan. Udah terbukti bisa mengacau keseimbangan ekosistem di daerah tsb. Sayang kan padahal laut Indonesia masih cantik dan ekosistemnya masih sehat. Orang Amrik ajah sayang2 sama marine lifenya di Hawaii.. Ini kita punya lebih bagus dari Hawaii musti dijaga. Jangan dikasih makan ikannya.. Sama karang laut/Coral jangan diinjekin. "It takes 1000 years for a 1000 year old reef to repair itself." - menurut Dave Gulko (Director, International Coral Reef CSI Field Training Program). Punya barang bagus kudu dijaga dan disayang.
ReplyDeleteOh, begitu ya.. baru tahu saya mba' kalau memberi makan ikan di laut bisa mengganggu ekosistem laut. Siip.. Siiipp... segera saya revisi isi postingan diatas. Terima kasih atas masukan dan informasinya ya mba'...
DeleteIya, bener tuh. Jangankan menginjak, menyentuh karang dengna telapak tangan kita juga bisa menyebabkan terumbu karang terutama jenis terumbu karang keras itu mati.
Terima kasih sudah berkunjung ya mba' :)