Search This Blog

Pages - Menu

Tuesday 4 August 2015

Jalan-jalan sendiri di Pulau Kumo


(Pulau Kumo - Halmahera Utara, 18 April 2015)

Pulau Kumo, sebuah pulau berpenghuni yang merupakan pulau pertama di perairan Halmahera Utara yang aku datangi. Pulau ini menjadi salah satu alternatif warga sekitar (Tobelo) yang ingin menikmati akhir pekan. Letaknya yang sangat dekat dengan Tobelo menjadikan akses transportasi ke pulau ini sangat mudah dan murah.

Pulau Kumo, Halmahera Utara

Masih teringat pengalaman pertama ke pulau ini, beberapa tahun yang lalu. Sore hari setelah pulang kerja, bersama beberapa teman sekantor. Waktu itu hampir semuanya nyebur di pantai, meski rata-rata tidak tahu berenang – termasuk aku :D –. Ya, tentu saja nyemplungnya di bagian pantai yang dangkal. Hehe…

Kemudian di hari sabtu beberapa bulan lalu, akupun kembali mengunjungi pulau berpenghuni ini. Lagi pengen sendiri menjelajah perkampungannya hingga ke tanjung tempat wisatanya.

Transportasi laut untuk mencapai pulau ini sangatlah mudah. Cukup menumpang perahu ketinting dari pelabuhan Tobelo dengan biaya Rp. 3000,- sekali jalan atau Rp. 6000 pulang pergi ke perkampunganya. Untuk ke tanjung tempat wisatanya, berlaku tarif yang sama pada hari biasa (Senin-Sabtu), sedangkan pada hari Minggu atau libur, tarif ke tanjung pulau Kumo tersebut menjadi Rp. 5000,- sekai jalan atau Rp. 10.000,- pulang pergi. Lama penyeberangan dari Tobelo ke pulau ini sangat singkat. Hanya 5 menit saja.

Pelabuhan Tobelo

Berbeda dengan perahu ketinting jalur ke Pulau Kakara atau Tagalaya yang biasanya parkir di pelabuhan rakyat di sebelah Pelabuhan Tobelo, untuk ke pulau Kumo, perahu ketintingnya berada di dalam pelabuhan Tobelo tersebut. Masuk ke dalam area pelabuhan, kemudian jalan lurus melewati tempat kapal penumpang hampir ke ujung dermaga, lalu belok kiri. Tepat di sebelah kontainer. Di situ, perahu ketinting sudah berjejer. Tinggal naik menunggu beberapa penumpang kemudian perahu siap menyeberang.

Tempat mangkal perahu katinting jurusan Kumo

“Mau turun di kampung atau Tanjung?” tanya pak pengemudi katinting.
“Di kampung aja pak,” kataku.

Penyeberangan ke Kumo

Perahu itupun mendekati pantai berpasir warna krem di depan kampung.

“Biasanya turunnya tidak di sini. Tetapi di pelabuhan kayu di sebelah sana,” kata bapak pengemudi ketinting tadi sambil menunjuk ke sebuah teluk yang dikelilingi pohon bakau. “Air lagi surut soalnya,”ia menambahkan.

Pantai di depan perkampungan Pulau Kumo

Aku mulai menyusuri bagian pantai ini menuju perkampungan. Kota Tobelo terlihat tenang dari sini. Pandanganku kemudian tertuju pada sebuah kapal setengah jadi yang sedang dikerjakan oleh beberapa tukang. Ya, penduduk pulau Kumo dikenal juga sebagai pembuat kapal yang trampil. Waw.. Belakangan aku baru tahu ternyata kapal tersebut merupakan pesanan salah satu kenalanku di Tobelo.

Pembuatan kapal tradisional di Pulau Kumo
Kota Tobelo tampak dari Pulau Kumo. Kebetulan ada perahu layar yang lagi parkir
Pantai di depan perkampungan pulau Kumo, tampak Halmahera Utara di seberang
Perjalanan aku lanjutkan menyusuri pesisir pantai di perkampungan, melewati sebuah Gereja yang biasanya kelihatan megah nun jauh dari Tobelo. Sesekali aku menyapa orang-orang kampung sekedar menanyakan arah jalan.
Desa Kumo
Desa Kumo
Perjalananku terhenti sejenak di sebuah jalan lingkungan dengan gapura di ujung jalan menghadap laut. Ada banyak anak-anak desa Kumo yang sedang bermain. Akupun jadi pusat perhatian mereka. Mungkin karena aku ini kelihatan kayak turis kali yaa, hehehe.. dengan jaket biru terang yang makin menyala norak warnanya karena sinar matahari siang, trus nenteng kamera besar dan tripod. Apalagi pas aku keluarin monopod, ada yang nyeletuk, “tongsis.. tongsis…” katanya. hehehe. Ya sudah, biar adik-adik nggak penasaran, aku ajak foto-foto bareng sambil nyobain tongsis. Dan merekapun tak segan-segan foto bareng. Mungkin karena umur kita nggak beda jauh kali yaa… Hehe… Sempat berkenalan dan foto-foto bareng dengan mereka. Beneran berkenalan lho. Bisa aku sebutin namanya lho satu-satu. :D
Dengan anak-anak dari Pulau Kumo
Ayo adik-adik, kita selfie dulu. hehehe...
Dari depan, kiri-kanan ke belakang: Aldo, Rian, Desi, Kris, Claudia, Marcelia, Frans, Lando
Perjalanan kemudian aku lanjutkan dengan tujuan menuju ke tanjung. Sebenarnya mau eksplore pulau lebih jauh lagi, tapi mengingat waktu, jadi aku skip dulu berlama-lama keluyuran di kampung orang. hehehe... Kampung di pulau Kumo ini cukup bersih dan asri. Di pekarangan rumah-rumah warga umumnya ditanami pohon dan bunga-bunga. Jadi ingat suasana desaku di Minahasa. Terdapat sekolah juga di sini. Di beberapa sisi jalan ada yang jual es lilin. Pas memang dengan cuaca di sini yang cukup terik.
Perkampungan Desa Kumo
Perkampungan Desa Kumo
Aku terus berjalan dengan tujuan menuju Tanjung, berbekal tanya-tanya di beberapa orang yang kebetulan berpapasan di jalan. Aku kemudian mencoba banting setir alias belok ke sebuah jalan setapak, berharap ini adalah shortcut. hehehe.... 
Jalan setapak. Ada bunga-bunga, nggak ada sampah.
Jalan setapak. Bersihnya...
Eh, aku malah nyasar ke sebuah dermaga kayu. Mau muter lagi, dah tanggung. Waktu semakin sore. Namun, wow, nggak sia-sia nyasar di sini, aku disuguhkan pemandangan yang indah, sunyi dan tenang. Suka banget sama suasananya yang hening begini. Hmmm…
Welcome to the island...
di atas dermaga perahu ke kampung Kumo

A silent wooden pier, Pulau Kumo - Halmahera Utara

Nah, tadi pas datang, sejatinya turunnya di sini nih. Namun seperti yang aku bilang, tadi air laut lagi surut. Dan sekarang, menjelang sore, air sudah mulai pasang. Jadi untuk ke tanjung, aku bisa menumpang sebuah perahu dari sini. Dekat banget, hanya beberapa detik aja dah nyampe. Sampe-sampe abang tukang perahu bingung mau kasih tarif berapa. Hehe…


Menuju ke Tanjung wisata pulau Kumo
Sampai di tanjung, ternyata sepi sekali. Di tanjung inilah tempat wisata andalan pulau ini. Hari ini, Sabtu, nggak ada pengunjung sama sekali. Yang ada hanya seorang ibu ditemani suaminya yang sedang bersih-bersih pantai. Dari si bapak aku mendapatkan informasi, bahwa pulau Kumo biasanya dipadati pengunjung hanya pada hari Minggu, terutama sore hari. Bapak ini juga bercerita bagaimana perkembangan wisata di pulau ini, termasuk bagaimana peran pemerintah selama ini. 
Welcome to Tanjung wisata Pulau Kumo, Halmahera Utara
Pantainya nih....
Tanjungnya bersih, rapi dan rindang oleh pepohonan. Ada beberapa papan himbauan yang bertuliskan pesan agar setiap orang yang ke sini menjaga kebersihan pantai dan tidak membuang sampah sembarangan. Ada sebuah bangunan di bagian tengah seperti aula terbuka yang bisa dimanfaatkan pengunjung misalnya untuk kegiatan kumpul-kumpul. Tidak jauh dari situ, ada beberapa rumah atau pondok yang biasanya menjual makanan yang hanya buka di hari Minggu. Di bagian pantai, ada sebuah dermaga kayu yang cukup kokoh. Ada tempat bilas dan toilet juga lho.
Ahhhhh........

Nah...
Jangan buang sampah sembarangan yaa....
lumayan buat nyantai
Tempat pertemuan
hmmm....
Aku belum melihat ada spot snorkeling di dekat pantai ini. Di bagian utara pulau memang dangkal, namun dasarnya berlumpur dan terhampar luas. Minim sekali terumbu karang. Belakangan aku dapat info dari salah satu kenalan di Dinas Pariwisata yang juga seorang guide diving, katanya di bagian belakang pulau atau sebelah timur ada spot untuk snorkeling atau diving yang bagus. “The best”, katanya.


Waktu sudah semakin sore, saatnya kembali. Aku dibantu oleh bapak tadi memanggil perahu yang lewat. Makasih pak. Hehe…

hahaha.... nyante broohh...

Kondisi laut sore itu lumayan bersahabat. Perahu yang aku tumpangi dipenuhi beberapa penduduk pulau Kumo yang akan menyeberang ke Tobelo. Tidak lupa selfie-an sama mereka. Lihat deh senyumnya.. hehe… :D 
Penyeberangan kembali ke PelabuhanTobelo
 


***

Tips jalan-jalan ke Pulau Kumo:
  • Tidak perlu carter perahu. Cukup naik yang reguler saja. Saat sore, sudah banyak perahu yang parkir siap mengantar para pengunjung untuk balik ke Tobelo. Kalo belum ada, tunggu saja perahu yang lewat dari kampung yang akan nyebrang ke Tobelo, trus dipanggil deh. Jangan lupa tepuk tangannya keras-keras atau teriak sekuat tenaga. Hehe…
  • Untuk ke tempat wisatanya, sebaiknya Minggu sore. Kecuali sobat yang tidak terlalu suka suasana ramai dan ingin menyendiri, monggo silahkan di hari lain selain hari Minggu atau libur. Hehe..
  • Ada warung di sini. Namun selain hari Minggu pastinya tutup. Jadi sebaiknya bawa bekal dari Tobelo. Lupa bawa? Tinggal nyebrang lagi ke Tobelo, toh cuman 5 menit. Hehe…
  • Hati-hati kalau mandi di sekitar dermaga, sepertinya ada bulu babi terutama di dekat tiang-tiang penyangga dermaga. Bagusnya sih pake booties biar aman kakinya.
 *****