Search This Blog

Pages - Menu

Monday 17 November 2014

Long Weekend di Pulau Harapan


(Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, 28-29 Maret 2014)
Sudah beberapa hari di Ciloto, Bogor, Jawa Barat. Kegiatan pelatihan sudah hampir selesai. Lihat kalender, hari senin nanti libur. Berarti, long weekend. Pikiran langsung melanglang buana, setan jalan-jalan seolah tak berhenti menggoda, dan dia berhasil. Akupun jadi pusing sendiri, mau ke mana yaa long weekend ini. Laptop langsung dinyalakan, browsing dulu cari inspirasi dan referensi, kira-kira di sisa waktu long weekend yang cukup sempit ini bagusnya ke mana yaa? Mumpung lagi dekat di seputaran Ibukota, cari yang mudah dijangkau dari sini saja.

Setelah lama berselancar di dunia maya, sambil membayangkan waktu yang sempit, jadwal penerbangan pulang yang kurang bersahabat, akhirnya ada tiga option:

  • Krakatau
  • Ujung Kulon
  • Pulau Harapan

Setelah ditimbang-timbang dan ditimang-timang anakku sayang, akhirnya dengan sangat "terpaksa", kujatuhkan pilihan ke Pulau Harapan. Awalnya pengen banget ke Krakatau. Tapi lihat di beberapa forum jalan-jalan, sepertinya di hari yang sama, gunung ini akan diserbu ribuan manusia. Well, kebayang deh gimana sesaknya. Kalo ke ujung kulon, jadwal baliknya nggak bakal keburu pesawat. Ya sudah, Pulau Harapan saja. Bismillah.

Liat-liat thread di forum, ada yang mau ke sana. Ikut ah, daripada sendirian, mending rame-rame. 

Dari ciloto hari Jumat pagi, sampai di Jakarta menjelang siang. Malamnya dipaksa temanku si Miki nonton Idol live di studio RCTI. Duh, malesnyaaa...  Menurutku, bentuk panggungnya tidak se-spektakuler yang seperti katanya. Tapi yang bikin keren itu justru lighteningnya
Indonesian Idol di salah satu studio RCTI
Pulangnya sudah lewat jam 1 pagi, dan mesti bangun untuk persiapan jam 4 pagi sebelum menuju ke pelabuhan Muara Angke. Tidur sejenak aahhh…


Jam 4.15 bangun, mandi dan siap-siap. Tepat jam 5 pagi, nungguin taksi. Setelah 10 menit menunggu akhirnya dapat juga taksi ke Muara Angke. Inilah ibukota. Taksinya 24 jam, dan banyak pilihan.


Meski lumayan pagi, tapi pas udah mau dekat Muara Angke, ternyata macet. Jakarta oh Jakarta. Langsung deh berhenti di tengah kemacetan parah di dekat perempatan. Dan.. Ojeg? Mana ojeg? Itu dia. Nggak apa-apa deh sedikit buechek. Prett.. hehe.. Beneran, jalanan masuk ke muara angke becek bener. Dan srett.. srett.. srett… jurus nyelip-nyelip si abang tukang ojeg akhirnya membawaku tiba dengan selamat di Muara Angke hampir jam 6 pagi.

Beralih ke ojeg
Dan kagetnya aku bukan main, ternyata yang mau nyebrang buaaanyaaakk sekali. Wadow…. di luar ekspektasiku yang membayangkan suasana liburan yang tidak seramai ini. Hadoww... Ya sudah, nikmati saja :D
Seputaran pelabuhan Muara Angke

Setelah beberapa lama menunggu, ketemu juga dengan teman-teman yang lain. Dan setelah personil lengkap, sekitar pukul 8.30 pagi kapal kayu itu pun berangkat. Tadi agak kaget juga dengan kapal di sini. Nggak ada tempat duduknya, dan penumpangnya yang rata-rata wisatawan lokal memadati kapal-kapal yang menuju ke Kep. Seribu. Yang lebih aneh lagi, banyak yang suka bertengger di atas atap kapal. Whaatt??? kelihatan banget dah betapa tidak savety-nya penyeberangan ini. Kesan saya dengan transportasi kapal ini, sesak, padat, pengap, but tetap mesti have fun. Meski rada ngeri juga sih kapal motor sekecil ini dipadatin (keliatan kira-kira) ratusan manusia. Seharusnya datang lebih awal tadi biar bisa cari posisi nyaman. Karena telat, ya sudah, nyelip di tengah-tengah.

Kapal yang aku tumpangi. Penuh sesak banget.. nget... nget...

Terasa asing selama perjalanan. Kiri, kanan, depan, belakang nggak ada yang aku kenal. Rombongan yang tadi kayaknya terpencar-pencar entah ke mana. Sesekali basa basi dengan orang sebelah. Sambil mengepul beberapa batang rokok, kunikmati perjalanannya. Terkadang rasa ngantuk datang menyapa, namun barang bawaan tetap tak luput dari jangkauan.
Matahari mulai tinggi

Sekitar sejam pertama, aku disuguhi pemandangan laut yang kotor. Kotor banget. Sangat kontras dengan laut di Tobelo, yang meski di dekat pemukiman atau pasar, namun airnya masih sejernih kristal dengan ribuan ikan yang berenang bebas. Makin lama, air laut semakin berangsur jernih. Alhamdulillah

Sepanjang perjalanan, kami melihat gugusan indah pulau-pulau di kepulauan seribu. Salah satu yang aku ingat itu pulau Tidung. Setidaknya itu yang aku dengar dari pemandu wisata kelompok sebelah. Dari jauh kelihatan indah. Namun katanya lagi sudah tidak sebagus dulu. Sekarang sudah banyak sampah. Tentu saja prihatin mendengarnya.

Kurang lebih 3 jam perjalanan, kapal pun berlabuh sejenak di pulau Pramuka. Menurunkan para penumpang dengan tujuan pulau ini. Dan dalam sekejap saja, suasana sesak sedikit longgar. Hehe… sambil menunggu, beberapa orang menuju ke sisi kiri kapal melihat ada sesuatu di dalam laut di dekat kapal. Awalnya aku mengira kalau itu sampah atau mungkin bongkahan batu karang. Ternyata segerombolan ikan  pemirsa. Hehe…  mungkin jumlahnya ada ribuan.

Kapalpun kemudian melanjutkan perjalanannya ke pulau Harapan. Masih kira-kira 1 jam lagi sob. Demikian selentingan aku mendengar. Dari tadi aku melihat banyak sekali gugusan pulau. Ya, namanya juga kepulauan Seribu. Berarti setidaknya mungkin ada 999 ditambah 1 pulau di sini. Dan kelihatan memang indah dari kejauhan, membuatku penasaran. Seandainya dimungkinkan,pengen rasanya menapaki pulau demi pulau di sana. Hmm…

Oh, ya. Ada kejadian aneh dan lucu sih menurutku saat di atas kapal. Tadi waktu aku pengen merokok, kan di sampingku ada cewek-cewek tuh. Nah, belom juga aku mengepul asap alias baru mau nyalain rokok, eh, salah satu cewek udah masang gaya ngusir-ngusir asap dan udah batuk-batuk. Whooott???  Hellowww nona, jangan lebay ah. Hehe… melihat gayanya yang pura-pura membuat aku makin bersemangat aja mengasapi Marlboro merah ini. Aku nunggu sih dia negur, baru aku mau matiin. Alesan ya aku ini, bilang aja kalo mau ngobrol. Hahaha… Tapi dia malah masang gaya aneh itu. Ya sudah, life must go on. Eh, maksudnya, ngepul must go on. Daripada aku stress sendiri, mesti nyari pelampiasan donk. Lagipula, bukan hanya aku kog yang mengepul sepanjang perjalanan. Noh, di kiri kanan tuh banyak. Tapi kog pas aku baru mau ngerokok, eh si nona “acting” kayak gitu. Meski ada sedikit rasa bersalah sih. Maaf.. maaf.. hehe… Ya sudahlah… yang namanya traveller tuh, harus siap dengan segala macam kondisi ya nona manis. Anggap saja aku egois. Tapi kalo aku harus ngalah gara-gara kamu, berarti kamu egois donk. Nah, lho. Haha.. whatever, yang penting enjoy. Iya.. maaf deh. Haha…

Makin lama, matahari semakin menyengat. Gerahpun mulai menjalar di sekujur tubuh. Peluh kian menggelitik pengen keluar. Ahhh… tiba-tiba ada angin sepoi-sepoi dari samping. Lho, ada seorang cewek – temennya yang tadi tuh – yang lagi ngipas-ngipas. Kuenceng lagi, sampai-sampai anginnya merembes ke sini. Bahkan sepertinya kipasannya bisa mengalahkan mesin kapal dan bisa menghasilkan ombak besar... Haha…. Tapi, assiiik, terusin kipasnya nona. Hehe… 

Tiba di Pulau Harapan

Pulau Harapan, Kep. Seribu
Yeah, akhirnya sampai juga di pulau Harapan. Kesan pertama? Indah. Ya indah sekali. Bahkan sebelum menepi, dari kejauhan saja sudah kelihatan indahnya. Pulau-pulau di sekitarnya pun ikut melengkapi keindahannya. Banyak sekali daerah dangkal yang sangat bagus, kelihatan dari warna lautnya yang hijau terang dari kejauhan. Pulaunya kelihatan sudah terawat. Sudah banyak rumah-rumah penduduk dan kelihatan agak modern daripada pulau-pulau kecil yang selama ini pernah aku kunjungi. Seperti namanya, pulau Harapan, ya segenap harapan pun ku gengam dalam diri, semoga aku bisa enjoy dengan perjalananku kali ini, dan bisa kembali dengan selamat. Amiin…

Seorang nelayang di Pulau Harapan, Kep. Seribu

Sempat terpisah dari rombongan, akhirnya berkumpul lagi. Untung di pulau ini ada signal. Briefing sebentar, kemudian menuju homestay. Sepertinya penduduk di sini sudah terbiasa dengan pendatang. Ini terlihat dengan homestay yang banyak dan penduduk yang kebanyakan ibu-ibu yang kesana kemari membawa makanan untuk tamu. Ada kegiatan perekonomian rakyat yang memanfaatkan sektor wisata ternyata di sini. Yah, tentu saja sesuatu yang positif dan patut ditiru daerah yang lain.
Welcome to Pulau Harapan, Kep. Seribu

Seperti kebiasaan orang kebanyakan, kalau habis perjalanan jauh dan lama, di homestay yang sederhana ini, kami istirahat sejenak, duduk-duduk, kenalan, ngobrol, makan, dan siap-siap untuk agenda selanjutnya, snorkeling. Oh, ya, makananya tradisional. Mungkin khas pulau ini. Lumayan enak. Sempat ada insiden kecil tadi, makanan kita tertukar dengan homestay sebelah. Hehe.. padahal udah foto-foto makanan yang katanya ala orang Indonesia yaa tadi. Haha.. Aku yakin bukan cuman orang Indonesia saja deh yang suka foto makanan. Bukannya foto makanan itu salah satu jenis aliran ya kayak human interest, landscape, dll? Hmm…

“untung aja belom diupload yaa fotonya,” kataku.

Setelah (belom) puas istirahat, kami kemudian menuju ke pelabuhan untuk petualangan selanjutnya.  Dengan menggunakan perahu, sekitar pukul 11.30 siang kami menuju ke pulau Macan. perjalanan ke pulau ini ditempuh sekitar 30 menit. Sebuah pulau kecil, dengan air yang jernih. Kami ke sini untuk snorkeling. Oh, ya. Kami bergabung dengan rombongan yang kelihatan umumnya berwajah oriental. Salah satu dari mereka tidak bisa bahasa Indonesia. Sedangkan yang lainnya adalah warga Jakarta. 

Pulau Macan
Pulaunya indah. Airnya jernih, dan ada dermaga kayu serta pondok yang kelihatannya sangat nyaman untuk bersantai. Ada seekor anjing menyambut kedatangan kami. Hellow njink…!!!! Hehe… puss.. pusss.. hehe… Sayang sekali tidak sempat eksplore pulau ini lebih jauh. Karena di sini cuman singgah untuk snorkeling saja.


Pulau Macan. Tapi yg muncul anjing. hehehe...

Setelah memilih perlengkapan snorkeling dan briefing, kamipun siap-siap untuk nyebur. Dengan sigap langsung kuraih alat snorkeling jenis super dry dan sepasang fin yang pas. Sisanya snorkel jenis biasa. Kelihatannya teman-teman yang lain masih kurang familiar dengan perlengkapan ini. Soalnya dari tadi kog nggak ada yang nyentuh ya snorkel jenis superdry merk cressy ini? Dan… siallllll… sial siaaaaaaallll… kamera underwaterku nggak nyala cuy. Sepertinya daya baterai habis. My wrong.. my wrong. Yeah, my its my wrong… at all.. Fiuhhh… ya sudah, lets nyemplung. Cussss…….

Snorkeling di seputaran Pulau Macan, Kep. Seribu
Alhamdulillah cuaca cerah dan tidak terlalu berombak. Airnya pun jernih, sejernih kristal. Ada yang turun pakai pelampung, ada yang tidak. Aku mencoba untuk  tidak pakai pelampung, biar bisa free dive ke bawah laut.

Di sini ikannya masih lumayan banyak. Ikan kakatua sering dapat ditemui di sini. Oh, ya. Salah satu pengalaman di sini yang berkesan adalah waktu aku berenang di antara ikan-ikan. Hanya berbekal nasi yang ditaruh di gelas aqua, kemudian disebar di dalam air, ikan-ikan yang banyak jumlahnya pun berkumpul. Wow… aku baru tahu kalo nasi bisa juga digunakan. Biasanya kan ada yang pakai roti atau biskuit. Dan aku baru menyadari kenapa tadi sisa nasi di homestay ditaruh di gelas aqua oleh salah satu teman. Awalnya aku pikir itu buat bekalnya makan di jalan. Ahahaha… serius lho, aku kira begitu. :D

Oh, ya. Mengenai keadaan di bawah laut di spot tempat kami snorkeling ini, secara umum kondisi karangnya banyak yang rusak dan mati. Masih kalah jauh lah dengan yang di Halmahera Utara. Namun demikian, aku sangat menikmatinya. Demikian juga teman-teman yang lain. Semoga ke depan, karang-karang yang masih muda tumbuh dengan baik.

Setelah (belom) puas snorkeling, saatnya menuju ke pulau berikutnya. Sebuah gosongan di tengah laut. Di sini rame banget. Nah, kalau melihat gosongan begini, bawaannya pengen maen, maen dan maen aja. Hehe. Area gosongan pasir putih dengan perairan dangkalnya cukup luas. Ada juga turis asing ternyata di sini. Seperti turis asing bule kebanyakan, mereka berjemur dengan sexy dan santainya. Sedangkan rombongan kami lebih banyak menghabiskan waktu dengan bernarsis-narsis ria. Hehe…

Foto bareng di Pulau Gosong, Kep. Seribu

Pulau Gosong, Kep. Seribu

Selanjutnya kami menuju ke pulau Perak. katanya sih ini milik salah satu orang penting gitu. entahlah. Yang jelas, pulau ini kelihatan begitu terawat. Dermaganya kayunya bagus. Ada tempat santainya, lampu-lampu taman, kelihatan elit lah pokoknya. Ada pondok yang letaknya di atas dermaga, dan untuk menaikinya menggunakan tangga. Ada juga cottage yang bisa disewa. Entah berapa harganya. Suasana sore di atas dermaga ini terasa sangat romantis lho. Kata team leader kami, kalau mau beli beer, di sinilah tempatnya.

Pulau Perak, Kep. seribu
Pulau Perak, Kep. Seribu
Pulau Perak, Kep. Seribu


Okeh, saatnya lanjutkan perjalanan. Pulau terakhir untuk hari ini, pulau Bulat namanya. Denger-denger sih ini pulau salah satu mantan pejabat penting. Kami akan menikmati sunset di sini. Pulaunya bagus, dan kelihatan terawat. Pulau ini sepertinya menjadi salah satu tujuan favourite, terlihat dengan banyaknya pengunjung saat  ini. Meski agak terlambat dengan sunset-nya, setidaknya sisa-sisa semburat cahaya yang menyentuh awan di ufuk barat sana masih bisa kami nikmati. Dan narsis-narsis geje dan gokil pun sepertinya tidak luput sepanjang perjalanan kami. Haha…
Senja di Pulau Bulat, Kep. Seribu

Dan akhirnya, saatnya untuk kembali ke pulau Harapan. Hari semakin gelap dan jujur saja saya agak takut kalau di tengah laut di saat malam. Rasanya semacam berada di tengah alam mencekam penuh misteri gimanaaa gitu. hehe…


Menikmati suasana malam di Pulau Harapan

Malam hari di Pulau Harapan, Kep. Seribu

Sesuai jadwal, malam ini mau BBQ-an. Ya, bakar-bakar ikan. Kami menuju ke salah satu sisi pulau ini. Dengan beralaskan tikar, kami nikmati malam. Yang dibakar itu ikan dan sosis ternyata. Hehe… Ikannya tak kunjung matang nih sob. Dan rasa kantuk pun melanda. Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz….. (tidur) zzzz…. Aku termasuk orang yang susah menahan ngantuk. Pas bangun, yang dibakar tadi udah siap disantap. Nyam.. nyam.. nyam.. yah, rasanya sama lah kayak ikan-ikan yang dibakar pada umumnya. Namun entah kenapa, suasana malam itu sepertinya menambah enaknya ikan-ikan ini. Suasana lapar mungkin? Hehe…

Setelah ikannya rata dengan piring, acara selanjutnya melepas lampion. Aku nggak tahu kalau ada acara ini. Anginnya sedikit kencang, kemudian kami menuju ke sisi lain yang anginnya tidak terlalu terasa. Sambil berdoa dan berharap, lampion-lampion itu pun dilepas. Dan belakangan aku baru menyadari, yaa namanya juga pulau Harapan. Jadi mungkin hal ini menjadi pelengkap trip di pulau ini.
Malam hari di Pulau Harapan, Kep. Seribu

Kemudian kami menuju ke area yang biasanya orang-orang nongkrong. Lupa namanya, yang pasti banyak yang jualan di sini. Suasana malam terasa lain di tempat ini. Apalagi dengan lampu mercury yang berwarna kekuningan, di depannya laut, hmm.. Namun rasa kantuk itu datang lagi. Oh, my God. Walau sambil berdiri, kesana kemari, loncat-loncat sekalipun, rasa ngantuk ini nggak mau pergi. Aaaaakkkkkk…… 

Tiba-tiba… Nih bro, buat ngilangin ngantuk. Segelas kopi dingin dari bro Edwin, fotografer yang mendokumentasikan perjalanan kami. Thanks brooo…..!!! dan rasa ngantuk pun berangsur sirna.

Sambil membahas masalah fotografi, tak terasa waktu udah semakin larut, rasa ngatuk mulai merayu. Namun sebelum kembali, aku dan si Edwin ini mengambil beberapa foto malam. Suasana pulau semakin sunyi. Dan sunyi begini, justru menurutku semakin asyik buat nongkrong sambil maen gitar. Hehee…. Tapi kemudian rasa ngantuk yg kembali hinggap nggak bisa  ditolak. Besok masih ada kegiatan. Hehe…
Pulau Harapan, Kep. Seribu

Pulau Harapan Day 2: Penyu

Pulau tempat penangkaran penyu
Jadwal hari ini adalah ke penangkaran penyu. Sekitar pukul 7.30, kami menuju ke pulau yang letaknya kira-kira 15 menit dengan perahu dari Pulau Harapan. Di pulau ini ada balai penangkaran penyu dan tanaman bakau. Semua pengunjung bisa memegang sambil berfoto dengan penyu yang berukuran besar. Sedangkan penyu yang masih kecil tidak boleh dipegang. Hanya boleh dilihat saja. Meski begitu, aku lihat ada beberapa pengunjung yang bandel, yang memegang anakan penyu. Termasuk aku (jangan ditiru yaaa). Habis, tukiknya lutju-lutju sih... Maaf.. hehe…
Penangkaran penyu

Mangrove
Pulau tempat penangkaran penyu
Untuk kembali ke pelabuhan, kami menyusuri rute yang berbeda dengan rute datang tadi. Kali ini kami menyusuri area perkampungan. Suasana kampung seperti kampung nelayan pada umumnya.

Setelah tiba di pulau Harapan, saatnya packing, siap-siap kembali ke Jakarta. Karena suasana kapal sudah bisa dipastikan sama dengan pas kami datang kemarin, maka untuk kembali ini, harus mencari posisi yang bagus. Setidaknya yang teduh. 
Going back to Jakarta. Kapalnya penuh sesak.

Selamat tinggal pulau Harapan. Terima kasih untuk pengalaman yang menyenangkan. Terima kasih telah membuat long weekendku kali ini menjadi berarti. Terima kasih ya Allah atas kesehatan, kesempatan dan rejeki ini.

***
Tips ke pulau Harapan, Kep. Seribu
  • Kalau ke sini, sebaiknya rame-rame;
  • Ada banyak penyedia jasa trip, mulai yang biasa sampai yang wah. Silahkan googling. Atau mau arrange sendiri? itu lebih bagus, tinggal nyari info aja sih;
  • Sebaiknya mengambil perjalanan pagi, biar bisa snorkeling tidak pas di tengah hari;
  • Tidak cukup rasanya kalau cuman 2 (dua) hari. Minimal 3 (tiga) hari lah, biar bisa sekalian ekplore pulau, melihat kehidupan masyarakat dan alam sekitar, serta menyambangi beberapa spot snorkeling lainnya.


*****