Search This Blog

Pages - Menu

Sunday 28 July 2013

Menikmati Pesona Pulau Kakara


 (Pulau Kakara - Halmahera Utara, 06 Juli 2013)
 

Tiding… tiding.. ting.. ting… ting.. ting.. ting.. ting.. ting…. Alarm berbunyi ‘’kiss the rain’’ judul instrumennya, memecah kesunyian pagi. Hoaayyeemm…. Wah, udah 6.30 pagi. Untuk ukuran Tobelo, masih pagi-pagi buta lho ini.
Hari ini memang hari Sabtu dan tentu saja libur. Biasanya alarm di hari libur begini aku matikan, namun khusus untuk hari ini diset lumayan pagi. Ya, ada “agenda” bersama teman-teman kantor untuk nyebrang ke Pulau Kakara.
Sambil menyiapkan perlengkapan, tiba-tiba,”tok.. tok.. tok…” ada yang mengetuk pintu dan memanggil-manggil namaku. Ternyata si Dzikri, mengecek lagi apa aku dah siap atau belum. Kirain tukang tagih tivi kabel. Hehe… Katanya teman-teman yang lain sudah siap semua. Ini adalah kali ke-4 aku ke Pulau Kakara. Dan pada kesempatan ini bersama El, Jihad, Bless, Dzikri, Erwan, dan Amin. Kami bertujuh.
Pulau Kakara adalah sebuah pulau yang terletak di area perairan laut depan kota Tobelo, Kab. Halmahera Utara. Salah satu dari sekian banyak gugusan pulau di kawasan ini. Pulau ini cukup luas. Di salah satu sisi pulau ini terdapat perkampungan penduduk, dan di sisi yang lain terdapat tempat wisata kebanggaan penduduk setempat yang biasa mereka menyebutnya “Tanjung Kakara”. Pulau ini merupakan tempat asal muasal budaya Hibualamo. Terdapat konstruksi awal rumah adat Hibualamo di pulau ini. Rumah adat Hibualamo merupakan simbol pemersatu masyarakat Halmahera Utara. Selain itu, penduduk Kakara juga dikenal sebagai penari cakalele yang piawa


Udara masih lumayan dingin. Matahari belum terlalu tinggi, dan kamipun berjalan kaki menuju pelabuhan. Singgah sebentar beli nasi kuning bagadang untuk dibungkus sebagai menu sarapan pagi di pulau. Rata-rata belum pada sarapan, kecuali si Erwan yang sudah sarapan duluan karena konon katanya gak bisa nahan lapar. Makanya kurus begitu. (kurus?)Hihi…

Untuk menuju ke pulau ini dapat melalui dermaga speedboat yang terletak di samping Pelabuhan Tobelo. Di sini sobat bisa menyewa perahu “katinting” para nelayan setempat. Biasanya mereka akan membuka harga Rp 80-100 ribu rupiah (per Juni 2013) per perahu dengan muatan sekitar 7-8 orang untuk pulang pergi, dan masih bisa ditawar. Namun sebenarnya harga itu menurutku sudah sangat murah. Apalagi jika sobat datang dengan rombongan, bisa patungan.
Pelabuhan rakyat untuk speedboat dan perahu ketinting, Tobelo
Setelah sampai di pelabuhan rakyat, tidak perlu menunggu lama bagi kami mencari perahu ketinting untuk menyeberang. Para nelayan sudah berjejer, tinggal milih. Biasanya ada yang menawarkan. Dengan harga yang dibuka Rp. 100 ribu, rasanya kami tidak perlu menawar lagi. Ayo kita come on pak. Ber-tujuh berarti tidak sampai 15 ribu per orang. Dan penyeberanganpun dimulai.
Liat tuh muka-mukanya kayak baru bangun tidur yaaa.. haha... :P
Pagi itu laut masih teduh. Hanya riak-riak kecil yang sesekali muncul memberikan sedikit guncangan lembut menemani penyeberangan. Dengan cekatan, pak nelayan dengan dibantu cucunya yang kelihatannya berumur sekitar 10 tahun mengendalikan jalannya perahu. Melewati pulau Kumo yang masih sunyi, sambil sesekali mengabadikan momen pemandangan yang indah, tak lupa juga kamera diarahkan ke mereka yang narsis yang butuh jepretan, sambil mengagumi pemandangan alam.
Kurang dari 10 menit, sampailah kami di pulau Kakara. Suasana masih sepi. Hanya ada sebuah kapal dan para nelayan yang sedang mengangkat jaring ikan.  Langsung kami menuju di sebuah meja lengkap dengan sepasang bangku panjang, cukup muat untuk kami semua. Terdapat banyak meja yang disediakan di pulau ini. Saatnya sarapan nasi kuning bagadang. Nyam… nyam… nyam…
Nasbag (Nasi Kuning Bagadang) time..
Terdapat beberapa bangunan di tempat ini, toilet yang kurang terurus, ada pula sebuah sumur air tawar yang bisa digunakan untuk bilas nanti. Terdapat pula sebuah Diving Centre juga lho di sini. Tapi sayang, hari ini tidak buka. Jadi tidak bisa menggali informasi lebih lanjut. Namun setidaknya kita sudah tahu kalau untuk aktivitas diving sudah bergeliat di sini.
Selanjutnya, menuju ke sisi kanan pulau, dimana terdapat area terumbu karang. Kami semua sudah siap untuk snorkelling.
Area snorkeling/diving di sisi kanan pulau yang dipadati terumbu karang
 Area terumbu karang ini cukup dangkal. Sebaiknya snorkelingnya sebelum jam 10 pagi atau sore saja, karena biasanya air laut semakin siang akan semakin surut, bahkan karangnya bisa sampai muncul di permukaan laut saat tengah hari. Untungnya kami datang masih pagi, jadi masih bisa menikmati snorkelling sana sini mondar mandir nggak jelas. Hehehe… liatin terumbu karang dan ikan-ikan yang lumayan banyak. Semakin ke tengah, semakin terasa arusnya. Apalagi kalo sudah mendekati areal yang lebih dalam. Oh, ya, kalau sobat mau memijakkan kaki, harap berhati-hati. Kalo terpaksa berpijak, pilihlah pijakan yang kuat, dan jangan berpijak di karang-karang yang rapuh. Kasihan kan kalo rusak. Sayangnya saat ini aku belum punya kamera under water. Jadi belum bisa memposting foto keindahan bawah laut di Pulau Kakara ini. Semoga lain waktu ya… Namun begitu, keindahannya masih bisa dilihat dari atas, karena airnya yang jernih, seperti beberapa foto yang aku posting di sini.
Pulau Kakara - Halmahera Utara: Airnya jernih. Yang berwarna biru kecil itu ikan-ikan sob.
Pulau Kakara - Halmahera Utara: Semakin surut
Pulau Kakara - Halmahera Utara: Terdapat sebuah menara kecil dari kayu untuk memantau area terumbu karang
Hari semakin siang, airpun semakin surut. Sudah banyak terumbu karang  yang muncul ke permukaan. Sudah tidak enak lagi buat snorkelling. Kalo dipaksakan, bisa lecet-lecet nih badan. Hehe… kemudian kami beralih ke bagian depan pulau, tempat dimana aktivitas para pengunjung kebanyakan. Berenang, loncat dari atas dermaga kayu – hampir semua pulau di daerah ini ada dermaga kayunya – sambil gila-gilaan di pantai kayak orang baru pertama kali nginjak laut. Haha…
Matahari semakin terik, akan terasa nikmat kalau kita menikmati sesuatu yang segar. Di pulau ini juga ada yang menjual kelapa muda. Kelapanya masih segar, karena pas kita pesan baru dipetik. Dengan harga Rp. 5000 per butir, kami puas menikmatinya. Ditemani semilir angin laut, suasana semakin nikmat.
Ada yang jualan kelapa muda juga sob...

Lapaaaarrr... wwwaawwww...
bertujuh...
siap-siap mau loncat nih sob...
Jam sudah menunjukkan pukul 01.00. Saatnya kami pulang, walaupun aku sebenarnya masih pengen berlama-lama. Hehe... Sebelum meninggalkan pulau, kita harus membayar Rp. 2000,- per orang sebagai biaya retribusi masuk pulau. Sebuah harga yang sebenarnya sangat murah dan sangat tidak sebanding dengan keindahan suasana yang kami dapatkan.
Si Pelaut Cilik kita sob, lagi membatu menuntun perahu
Oh, iya sob. Hampir lupa. Pas perahunya selesai mengantar sobat ke Pulau Kakara, tinggal dikasih tahu, nanti sebentar mau balik jam berapa. Nanti akan dijemput di sekitar jam yang telah disepakati itu. Satu lagi, untuk biaya perahu, bayarnya nanti pas udah balik setelah tiba kembali di pelabuhan speedboat Tobelo dengan selamat (lho?) hehe...:D 
foto kakiku yang kusam dengan latar kota Tobelo sob... hehe
***

Tips perjalanan ke Pulau Kakara
Sebagian besar sebenarnya udah aku sebutin di atas. Tapi aku coba tambahin sedikit yaa, terutama transportasinya.
  • Untuk ke pelabuhan rakyat, bisa jalan kaki ke arah pelabuhan Tobelo atau naik bentor (Rp. 4000 dalam kota). Di depan gapura Pelabuhan Tobelo, belok kiri. Jalan sedikit sekitar 50 meter, belok kanan di antara rumah penduduk ke arah pantai. Mentok nanti di dermaga. Bingung? silahkan tanya-tanya ke penduduk di sekitar pelabuhan, di mana letak dermaga ke pulau Kakara;
  • Sediakan alat snorkeling sendiri. Untuk diving, di sini ada diving centre. Tapi jarang buka;
  • Untuk makanan, dibeli saja dari Tobelo. Di sini ada yang jualan pisang mulu bebe'. Tapi jarang buka juga.
  • Sediakan tikar, untuk jaga-jaga karena tempat duduk yang tersedia sangat terbatas. Tidak usah khawatir kepanasan, karena pohon-pohon di sini sangat rindang.


 *****