Search This Blog

Pages - Menu

Sunday 26 January 2014

Menikmati Mujair Bakar di Telaga Duma, Galela

(Telaga Duma, Galela, 25 Jan. 2014)
Kecamatan Galela terletak sekitar 30 menit berkendara dari Tobelo. Di kecamatan ini terdapat sebuah bandara perintis. Bandar Udara Gamar Malamo-Galela namanya. Perjalanan dari Tobelo, tidak sulit untuk mencari danau ini, mengingat letaknya yang kelihatan dari jalan utama. 

Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya tentang Telaga Duma 

Puas menikmati Tanjung Van Dijken – mereka yaa, kalo aku sih belom puas. hehe.. –, saatnya beralih ke sisi lain danau, untuk makan siang.

Apakah sobat ingin menikmatii ikan mujair bakar dengan sensasi di atas danau dan view tentu saja danau dan gunung yang indah di Halmahera Utara? di sinilah tempatnya.
Makan siangnya di sini. Telaga Duma, Galela, Halmahera Utara
Salah satu kerambah di Telaga Duma, Galela, Halmahera Utara
Telaga Duma, Galela, Halmahera Utara
Telaga Duma, Galela, Halmahera Utara
Sekitar lima menit dari Tanjung Van Dijken - Telaga Duma, sampailah di salah satu sisi yang lain telaga ini yang sering sekali aku datangi. Di sini terdapat kerambah ikan dengan beberapa rumah makan ikan bakar terapung di sampingnya yang membuat suasana semakin lengkap. Apalagi view danau dan gunung yang indah. Ada beberapa lokasi yang menyediakan menu ikan mujair bakar di pinggir danau. Rumah makannya tidak kelihatan dari jalan memang, sehingga akan sulit menemukannya kalau hanya sekedar melihat-lihat dari jalan. Tapi tidak usah khawatir. Dengan bertanya kepada masyarakat setempat, anda tidak akan tersesat.

Mari makan...!!! Dengan view Telaga Duma, Galela - Halmahera Utara

Di tempat ini kami makan siang. Menu yang tersedia adalah ikan mujair bakar, sayur kangkung cah, pisang mulu bebe  dan air mineral yang harga per paketnya sekitar Rp. 90.000 (update per September 2014) dan mingkin bisa naik seiring dengan naiknya harga ikan. Ada 4 (empat) ekor ikan mujair ukuran sedang untuk setiap paketnya. Menu yang tadi sepertinya makin pas deh suasananya. Hehehe…. 
Telaga Duma, Halmahera Utara


Galela, Halmehera Utara: Perjalanan pulang ke Tobelo.
***
Tips perjalanan ke tempat ini:
  • Lebih bagus kalau pake mobil sendiri/sewa/minjem :D. Bisa juga dengan motor, tapi kalau lagi cerah, panas euy. hehe.. 
  • Untuk ke terminal Galela, menggunakan angkutan umum (angkot) Rp. 10.000 per orang. Dari terminal Galela, bisa sewa ojeg ke sini. Tapi balik ke terminalnya yang susah. Harga aku kurang tahu, belum pernah coba naik ojeg di sini. hehe...
*****

Mendung di Telaga Duma, Galela: Tanjung Van Dijken


(Telaga Duma, Galela, 25 Jan. 2014)
 
Hari ini menemani bos kantor yang baru ke danau yang ada di Galela. Ada begitu banyak danau di daerah ini. Dan tujuan kali ini adalah danau terbesar di Halmahera. Danau Duma. Namun masyarakat setempat biasa menyebutnya Telaga Duma.

Kecamatan Galela terletak sekitar 30 menit berkendara dari Tobelo. Di kecamatan ini terdapat sebuah bandara perintis. Bandar Udara Gamar Malamo-Galela namanya. Tidak sulit mencari danau ini, karena letaknya kelihatan dari jalan. Namun Tanjung Van Dijken yang akan kami tuju letaknya  ada di sisi lain danau, sekitar 5 menit dari sisi danau yang kelihatan dari jalan utama galela tersebut. Karena menggunakan mobilnya bos, jadi tidak perlu khawatir dengan transport ke Galela. Hehe… 
Pohon mangga berumur lebih dari seabad di Telaga Duma, Halmahera Utara

Ini adalah kali ke sekian aku ke danau ini. Pernah beberapa kali  dengan tujuan makan ikan mujair bakar dengan teman-teman. Pernah juga sebelumnya bareng bang Ben, hunting foto di sisi yang lain telaga Duma. Sedangkan saat ini bareng bos dan teman kantor, di sisi pinggir danau yang merupakan objek wisata alam maupun sejarah, Tanjung Van Dijken – Duma – Galela. Aku tidak tahu apakah untuk masuk ke area wisata ini dipungut biaya atau tidak. Soalnya saat kami ke sini tidak ada yang jaga. Namun begitu, tempatnya bersih dari sampah dan sepertinya terawat.

Van Dijken merupakan penginjil pertama di Duma. Untuk mengenangnya, maka dibangunlah monumen patung Van Dijken. Tidak heran jika nama tanjung ini sesuai dengan namanya, tanjung Van Dijken. Terdapat beberapa pohon mangga yang berumur lebih dari seabad, yang ditanam oleh beliau. Di samping itu, terdapat pula peninggalan sejarah yang lain berupa bunker Jepang, tepatnya di sisi barat daya Telaga Duma.

Telaga Duma, Halmahera Utara: View dari Tanjung Van Dijken
Setiap sisi telaga duma menurutku memiliki kesannya masing-masing. Adapun suasana telaga Duma di Tanjung Van Dijken ini menurutku sangat tenang, sunyi, dan terkesan misterius. Airnya juga tenang, dikelilingi bukit yang hijau, terdapat kumpulan eceng gondok di beberapa sisi. Sayangnya hari ini mendung, sehingga langitnya kelihatan kurang bagus untuk difoto. Namun demikian, aku sedikit menyukai cuaca mendung ini, mengingat teriknya matahari di daerah ini yang cukup panas. Selain itu, suasana mendung seolah mempertegas suasana ke-misterius-an danau. Asalkan jangan sampai hujan deras aja. Rintik-rintik dikit boleh lah.. Hehe…
Pemandangan dari atas sini indah, membuat penasaran untuk melihat dari dekat danau Duma. Perjalanan kami lanjutkan menuju pinggir danau melalui anak tangga yang sudah tersedia di tempat ini.Ternyata dari pinggir danau ini, pemandangannya tak kalah indah.. Karena aku satu-satunya yang bawa kamera, yahhh… sudah jadi kodrat kali yaa menjadi yang paling jarang dijepret. Haha…

Telaga Duma, Halmahera Utara
Si bos kelihatan sangat menikmati suasana danau ini. Bahkan dia langsung nyemplung melihat jernihnya air dengan riak-riak kecil yang menggoda, untuk menyusul salah satu temanku yang memang sudah turun duluan. Melihat itu, akupun tergoda untuk ikut nyemplung. Apa daya, celana buat renang ketinggalan di mobil yang diparkir nun jauh di atas sono. Haha… ya sudahlah… 

Telaga Duma, Halmahera Utara
Puas menikmati Telaga Duma – mereka yaa, kalo aku sih belom puas. hehe.. – saatnya beralih ke sisi danau yang lain, untuk makan siang.
***
Tips perjalanan ke tempat ini:
  • Lebih bagus kalau pake mobil sendiri/sewa/minjem :D. Bisa juga dengan motor, tapi kalau lagi cerah, panas euy. hehe.. 
  • Untuk ke terminal Galela, menggunakan angkutan umum (angkot) Rp. 10.000 per orang. Dari terminal Galela, bisa sewa ojeg ke sini. Tapi balik ke terminalnya yang susah. Harga aku kurang tahu, belum pernah coba naik ojeg di sini. hehe...
***** 

Saturday 4 January 2014

Tahun Baru di Pulau Kakara: Finding Nemo


(Pulau Kakara, 01 Januari 2014)
Pulau Kakara, Halmahera Utara

Entah sudah berapa kali aku datang di pulau ini. Seperti hari ini, hari pertama di tahun 2014, aku dan beberapa teman kantor kembali berkunjung ke pulau Kakara. Kali ini, rombongan dibahagi dua. Rombongan yang satu menggunakan perahu sewaan, sedangkan aku yang termasuk pada rombongan kedua menggunakan perahu ketinting pinjaman. Hehe… 

Tata dan ayahnya sedang menyiapkan perahu
"yang mau uji nyali, silahkan gabung ke perahu kami", kataku kepada teman-teman. Kenapa aku bilang uji nyali? Karena perahu kami akan dikendarai oleh Tata, teman kantor kami sendiri. Sebenarnya temanku itu sepertinya cukup bisa lah mengemudikan perahu ketinting. Aku sih oke saja. Walhasil, total hanya ada 4 orang yang mau di ‘’ketinting uji nyali’ ini. Aku, Ilyass, Yati dan Tata sebagai pengemudi. Hehe…
Sambil menunggu perahu disiapkan, santai dulu di sini

Sebelum berangkat, mesinnya disiapkan dulu oleh Tata dan ayahnya. Meski agak lama, namun suasana pantai di sini cukup bisa lah mengalihkan perhatian. Pelabuhan kontainer Tobelo kelihatan jelas dari sini.

Untuk lebih menikmati indahnya suasana laut, aku biasanya duduk di depan. Dari sini, pemandangan di depan kelihatan penuh. Kalo kata tante Syahrini, "terpampang nyata" gitu. Hehe… Alhamdulillah, laut pagi ini sangat tenang.

Berempat, dari belakang: Tata, Ilyass, Yati, dan aku yg moto. haha..
lautnya tenang sekali pagi ini... *ngantuk*


 Yeaah… sampailah perahu kami di depan pulau Kakara. Bersiap-siap menepi dan melepas jangkar. Rombongan di perahu yang satu ternyata sudah ada di sana sejak tadi. Kelihatannya mereka sudah menanti kami dari tadi. Ya iya lah… makanan kan kita yang bawa… hehehe….. 
Udah mau nyampe, lom siap gayanya udah difoto. hadeh...
Hmm... tak sabar rasanya untuk segera menikmati indahnya bawah laut sekitar pulau Kakara dengan airnya yang jernih. Saat perahu sedang mau menepi, aku memperhatikan terumbu karang di bawahnya. Berharap menemukan ikan nemo (badut/clown fish). 
nemo mana yaaa....

Dan tiba-tiba aku melihat sekumpulan ikan kecil yang berwarna hitam dengan bintik putih yang juga suka nongkrong di anemone. Biasanya sih ikan-ikan ini nongkrongnya bareng ikan badut itu. Hmm.. mudah-mudahan ada. Tandai.. tandai spot ini. Sebentar baru ngecek. Isi perut dulu. Jagung manis rebus dan nasi kuning bagadang favoritku dari tadi mengganggu konsentrasi aja. Hehehe….
Jagung manis khas Tobelo. Manis banget, sumpah.... bikin ketagihan.
Puas melahap makanannya, saatnya snorkelling. Tiba-tiba, perut sakit. Gila’, makanan ini kog cepet banget yaa reaksinya. Baru aja masuk, udah mau keluar. Haha… dari tadi sih firasat itu sudah ada, kirain cuman sekedar firasat, eh… ternyata panggilan alam itu benar adanya. Untung aja di pulau ini ada toilet, meski airnya mesti harus bersusah payah ngangkat air seember dari pantai, tapi tidak apa-apa lah. Yang penting hasrat terpenuhi, beban teratasi dan tidak mencemari air laut yang jernih. Haha…

Baiklah, saatnya snorkelling. Misi pertama, finding nemo. Menuju di spot yang tadi. Sudah beberapa kali aku snorkeling di sini, tapi belum pernah aku menemukan ikan badut. Lirik sana, lirik sini, mana ya… Nah, itu dia sekumpulan ikan hitam kecil berbintk putih entah namanya apa ikan ini – apakah sejenis ikan badut juga kah? – sedang bermain-main di atas anemone. Mana kamu nemo…
ada yang tahu nama ikan-ikan yang hitam bintik putih itu?
Dan…
sssttt... ada satu tuh ikan badut yg nongol.haha..

Eh, itu ada satu.. hehe… sembunyi dia. Malu-malu ternyata. Ikan badut yang aku temukan ini warnanya merah agak orange gitu, kayak yang sering kita lihat di tv. Berbeda dengan yang pernah aku lihat di Pantai Luari yang menurutku unik karena ada campuran hitam-kuningnya. Dan ikan badut di Kakara ini tidak "sejinak" yang diLuari. Maksudnya, ikan badut di sini masih malu-malu kucing. Hehe.. ikannya bilang, "lho, emangnya kita kucing apa?". Halah.. :P 
Hanya ada beberapa ekor saja yang aku lihat. Yang penting aku udah nggak penasaran lagi, bahwa di pulau ini ternyata ada ikan nemo juga.

Oke, saatnya melanjutkan penjelajahan. Bye.. bye nemo, sampai jumpa di lain waktu. Wait.. nemo itu kan nama ikan badut yang ada di film produksi Pixar itu. Ah, terserah. Aku nggak suka badut, jadi panggil nemo aja semua… 

Mengarah ke kanan, sekali-sekali ke bawah. Terumbu karang di sini masih bagus. Hanya beberapa titik saja ada yang sudah rusak. Namun sebagian besar masih utuh dan terawat alamiah. Mungkin karena jarang ada yang snorkelling di sini, sehingga jarang juga yang berpijak sembarangan. Sebaiknya teman-teman kalo mau snorkelling di sini, mohon jangan pas airnya lagi surut. Selain agar badan kita tidak lecet-lecet terkena karang, juga jangan sampai kita – sengaja atau tidak sengaja – berpijak, berdiri apalagi berjalan bahkan berlari (lho.. emang bisa berlari? Hehe…) di atas karang yang mudah patah. Kalaupun terpaksa, pijaklah di karang yang kuat - aku revisi kalimat ini (02/08/2015) karena baru tahu - sebaiknya jangan pernah minginjak atau menyentuh karang, meskipun itu kelihatan berupa bongkahan yang kuat atau kokoh. Jangankan menginjak, menyentuh dengan tangan saja ternyata sudah bisa membuat terumbu karangnya mati. Informasi ini aku peroleh dari seorang teman seorang peneliti laut, dan dari artikel di internet.

Seperti biasa, ikan-ikan di sini terbilang sangat banyak. Aku yang masih awam dengan dunia bawah laut tidak begitu mengenal nama-nama jenis ikan di sini. Entahlah, tapi aku selalu kagum dengan spesies ikan-ikan di sini yang menurut penglihatanku beraneka ragam bentuk, ukuran dan warnanya. Tidak banyak foto ikan yang berhasil aku dapatkan, karena ombak yang lumayan besar sesekali menyapu dan jujur saja aku kurang bernyali kalo sudah begini. Takutnya tergulung ombak dan terhempas di karang, behh… hehehe.. Meski tadi agak nekad juga sih melawan ombak. Padahal kalau lagi tenang, biasanya bisa ke area dekat "jurang" bawah laut atau orang sini biasa menyebut ‘’tubir’’, dimana di situ banyak sekali ikan berwarna warni wara wiri were woro bara bere (appaan sih :P) dan menggemaskan.

Aku berharap taman lautnya tetap lestari. Terumbu karangnya tetap terjaga, jangan sampai rusak parah. Sekarang ini masih jarang orang yang menyelam atau snorkeling di sini. Entah bagaimana kalau sudah banyak yang tahu, semoga saja nantinya siapapun yang mau menikmati indahnya bawah laut pulau Kakara bisa ikut menjaga dan melestarikannya, dan tidak merusaknya. Amiin.
Waktu  sudah lewat tengah hari. Saatnya pulang. Rasanya masih ingin menunggu agak sore sampai airnya pasang biar bisa lanjut nyelamnya. Tadi belum puas, apalagi air laut sudah tidak terlalu bergelombang. Tapi apa daya, kalah suara… hehe.. see u next time Kakara Island I love u J
Ihhh. lucu ikannya, pada ngeliatin aku. Perhatikan yang hitam, kayak lagi bilang "yuhuuuu".. hehe...

Berikut ini sedikit hasil jepretan hari itu di spot snorkeling pulau Kakara menggunakan kamera underwater. Oh, ya. Bagaimana cara mencapai pulau ini? bisa ke postinganku di sini