(Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, 28-29 Maret 2014)
Sudah beberapa hari di Ciloto,
Bogor, Jawa Barat. Kegiatan pelatihan sudah hampir selesai. Lihat kalender, hari
senin nanti libur. Berarti, long weekend. Pikiran langsung melanglang buana,
setan jalan-jalan seolah tak berhenti menggoda, dan dia berhasil. Akupun jadi
pusing sendiri, mau ke mana yaa long weekend ini. Laptop langsung dinyalakan,
browsing dulu cari inspirasi dan referensi, kira-kira di sisa waktu long
weekend yang cukup sempit ini bagusnya ke mana yaa? Mumpung lagi dekat di seputaran
Ibukota, cari yang mudah dijangkau dari sini saja.
Setelah lama berselancar di dunia
maya, sambil membayangkan waktu yang sempit, jadwal penerbangan pulang yang
kurang bersahabat, akhirnya ada tiga option:
- Krakatau
- Ujung Kulon
- Pulau Harapan
Setelah ditimbang-timbang dan
ditimang-timang anakku sayang, akhirnya dengan sangat "terpaksa", kujatuhkan pilihan ke Pulau
Harapan. Awalnya pengen banget ke Krakatau. Tapi lihat di beberapa forum
jalan-jalan, sepertinya di hari yang sama, gunung ini akan diserbu ribuan
manusia. Well, kebayang deh gimana sesaknya. Kalo ke ujung kulon, jadwal baliknya
nggak bakal keburu pesawat. Ya sudah, Pulau Harapan saja. Bismillah.
Liat-liat thread di forum, ada
yang mau ke sana. Ikut ah, daripada sendirian, mending rame-rame.
Dari ciloto hari Jumat pagi,
sampai di Jakarta menjelang siang. Malamnya dipaksa temanku si Miki nonton Idol
live di studio RCTI. Duh, malesnyaaa... Menurutku, bentuk panggungnya tidak se-spektakuler yang seperti
katanya. Tapi yang bikin keren itu justru
lighteningnya.
Pulangnya sudah lewat jam 1 pagi, dan mesti bangun untuk persiapan
jam 4 pagi sebelum menuju ke pelabuhan Muara Angke. Tidur sejenak aahhh…
Jam 4.15 bangun, mandi dan
siap-siap. Tepat jam 5 pagi, nungguin taksi. Setelah 10 menit menunggu akhirnya
dapat juga taksi ke Muara Angke. Inilah ibukota. Taksinya 24 jam, dan banyak
pilihan.
Meski lumayan pagi, tapi pas udah
mau dekat Muara Angke, ternyata macet. Jakarta oh Jakarta. Langsung deh
berhenti di tengah kemacetan parah di dekat perempatan. Dan.. Ojeg? Mana ojeg?
Itu dia. Nggak apa-apa deh sedikit buechek. Prett.. hehe.. Beneran, jalanan
masuk ke muara angke becek bener. Dan srett.. srett.. srett… jurus
nyelip-nyelip si abang tukang ojeg akhirnya membawaku tiba dengan selamat di
Muara Angke hampir jam 6 pagi.
Dan kagetnya aku bukan main, ternyata yang mau
nyebrang buaaanyaaakk sekali. Wadow…. di luar ekspektasiku yang membayangkan suasana liburan yang tidak seramai ini. Hadoww... Ya sudah, nikmati saja :D
Setelah beberapa lama menunggu,
ketemu juga dengan teman-teman yang lain. Dan setelah personil lengkap, sekitar
pukul 8.30 pagi kapal kayu itu pun berangkat. Tadi agak kaget juga dengan kapal
di sini. Nggak ada tempat duduknya, dan penumpangnya yang rata-rata wisatawan
lokal memadati kapal-kapal yang menuju ke Kep. Seribu. Yang lebih aneh lagi,
banyak yang suka bertengger di atas atap kapal. Whaatt??? kelihatan banget dah betapa tidak savety-nya penyeberangan ini. Kesan saya dengan
transportasi kapal ini, sesak, padat, pengap, but tetap mesti have fun. Meski
rada ngeri juga sih kapal motor sekecil ini dipadatin (keliatan kira-kira)
ratusan manusia. Seharusnya datang lebih awal tadi biar bisa cari posisi
nyaman. Karena telat, ya sudah, nyelip di tengah-tengah.
Terasa asing selama perjalanan.
Kiri, kanan, depan, belakang nggak ada yang aku kenal. Rombongan yang tadi
kayaknya terpencar-pencar entah ke mana. Sesekali basa basi dengan orang
sebelah. Sambil mengepul beberapa batang rokok, kunikmati perjalanannya.
Terkadang rasa ngantuk datang menyapa, namun barang bawaan tetap tak luput dari
jangkauan.
Sekitar sejam pertama, aku
disuguhi pemandangan laut yang kotor. Kotor banget. Sangat kontras dengan laut
di Tobelo, yang meski di dekat pemukiman atau pasar, namun airnya masih
sejernih kristal dengan ribuan ikan yang berenang bebas. Makin lama, air laut
semakin berangsur jernih. Alhamdulillah.
Sepanjang perjalanan, kami
melihat gugusan indah pulau-pulau di kepulauan seribu. Salah satu yang aku
ingat itu pulau Tidung. Setidaknya itu yang aku dengar dari pemandu wisata
kelompok sebelah. Dari jauh kelihatan indah. Namun katanya lagi sudah tidak
sebagus dulu. Sekarang sudah banyak sampah. Tentu saja prihatin mendengarnya.
Kurang lebih 3 jam perjalanan,
kapal pun berlabuh sejenak di pulau Pramuka. Menurunkan para penumpang dengan
tujuan pulau ini. Dan dalam sekejap saja, suasana sesak sedikit longgar. Hehe…
sambil menunggu, beberapa orang menuju ke sisi kiri kapal melihat ada sesuatu
di dalam laut di dekat kapal. Awalnya aku mengira kalau itu sampah atau mungkin
bongkahan batu karang. Ternyata segerombolan ikan pemirsa. Hehe… mungkin jumlahnya ada ribuan.
Kapalpun kemudian melanjutkan
perjalanannya ke pulau Harapan. Masih kira-kira 1 jam lagi sob. Demikian
selentingan aku mendengar. Dari tadi aku melihat banyak sekali gugusan pulau.
Ya, namanya juga kepulauan Seribu. Berarti setidaknya mungkin ada 999 ditambah 1 pulau di sini.
Dan kelihatan memang indah dari kejauhan, membuatku penasaran. Seandainya
dimungkinkan,pengen rasanya menapaki pulau demi pulau di sana. Hmm…
Oh, ya. Ada kejadian aneh dan
lucu sih menurutku saat di atas kapal. Tadi waktu aku pengen merokok, kan di
sampingku ada cewek-cewek tuh. Nah, belom juga aku mengepul asap alias baru mau
nyalain rokok, eh, salah satu cewek udah masang gaya ngusir-ngusir asap dan
udah batuk-batuk. Whooott??? Hellowww
nona, jangan lebay ah. Hehe… melihat gayanya yang pura-pura membuat aku makin
bersemangat aja mengasapi Marlboro merah ini. Aku nunggu sih dia negur,
baru aku mau matiin. Alesan ya aku ini, bilang aja kalo mau ngobrol. Hahaha…
Tapi dia malah masang gaya aneh itu. Ya sudah, life must go on. Eh, maksudnya, ngepul
must go on. Daripada aku stress sendiri, mesti nyari pelampiasan donk.
Lagipula, bukan hanya aku kog yang mengepul sepanjang perjalanan. Noh, di kiri kanan tuh banyak. Tapi kog pas
aku baru mau ngerokok, eh si nona “acting” kayak gitu. Meski ada sedikit rasa
bersalah sih. Maaf.. maaf.. hehe… Ya sudahlah… yang namanya traveller tuh, harus siap dengan segala
macam kondisi ya nona manis. Anggap saja aku egois. Tapi kalo aku harus ngalah
gara-gara kamu, berarti kamu egois donk. Nah, lho. Haha.. whatever, yang
penting enjoy. Iya.. maaf deh. Haha…
Makin lama, matahari semakin
menyengat. Gerahpun mulai menjalar di sekujur tubuh. Peluh kian menggelitik
pengen keluar. Ahhh… tiba-tiba ada angin sepoi-sepoi dari samping. Lho, ada
seorang cewek – temennya yang tadi tuh – yang lagi ngipas-ngipas. Kuenceng
lagi, sampai-sampai anginnya merembes ke sini. Bahkan sepertinya kipasannya
bisa mengalahkan mesin kapal dan bisa menghasilkan ombak besar... Haha….
Tapi, assiiik, terusin kipasnya nona. Hehe…
Tiba di Pulau Harapan
Tiba di Pulau Harapan
Pulau Harapan, Kep. Seribu |
Seorang nelayang di Pulau Harapan, Kep. Seribu |
Sempat terpisah dari rombongan,
akhirnya berkumpul lagi. Untung di pulau ini ada signal. Briefing sebentar, kemudian menuju homestay. Sepertinya penduduk di sini sudah terbiasa dengan
pendatang. Ini terlihat dengan homestay
yang banyak dan penduduk yang kebanyakan ibu-ibu yang kesana kemari membawa
makanan untuk tamu. Ada kegiatan perekonomian rakyat yang memanfaatkan sektor
wisata ternyata di sini. Yah, tentu saja sesuatu yang positif dan patut ditiru
daerah yang lain.
Welcome to Pulau Harapan, Kep. Seribu |
Seperti kebiasaan orang
kebanyakan, kalau habis perjalanan jauh dan lama, di homestay yang sederhana
ini, kami istirahat sejenak, duduk-duduk, kenalan, ngobrol, makan, dan
siap-siap untuk agenda selanjutnya, snorkeling. Oh, ya, makananya tradisional.
Mungkin khas pulau ini. Lumayan enak. Sempat ada insiden kecil tadi, makanan
kita tertukar dengan homestay sebelah. Hehe.. padahal udah foto-foto makanan
yang katanya ala orang Indonesia yaa tadi. Haha.. Aku yakin bukan cuman orang
Indonesia saja deh yang suka foto makanan. Bukannya foto makanan itu salah satu
jenis aliran ya kayak human interest, landscape, dll? Hmm…
“untung aja belom diupload yaa
fotonya,” kataku.
Setelah (belom) puas istirahat,
kami kemudian menuju ke pelabuhan untuk petualangan selanjutnya. Dengan menggunakan perahu, sekitar pukul 11.30
siang kami menuju ke pulau Macan. perjalanan ke pulau ini ditempuh sekitar 30
menit. Sebuah pulau kecil, dengan air yang jernih. Kami ke sini untuk
snorkeling. Oh, ya. Kami bergabung dengan rombongan yang kelihatan umumnya berwajah oriental. Salah satu dari mereka tidak bisa bahasa Indonesia. Sedangkan yang
lainnya adalah warga Jakarta.
Pulau Macan |
Pulau Macan. Tapi yg muncul anjing. hehehe... |
Setelah memilih perlengkapan
snorkeling dan briefing, kamipun siap-siap untuk nyebur. Dengan sigap langsung
kuraih alat snorkeling jenis super dry dan sepasang fin yang pas. Sisanya
snorkel jenis biasa. Kelihatannya teman-teman yang lain masih kurang familiar
dengan perlengkapan ini. Soalnya dari tadi kog nggak ada yang nyentuh ya
snorkel jenis superdry merk cressy ini? Dan… siallllll… sial siaaaaaaallll…
kamera underwaterku nggak nyala cuy. Sepertinya daya baterai habis. My wrong..
my wrong. Yeah, my its my wrong… at all.. Fiuhhh… ya sudah, lets nyemplung.
Cussss…….
Snorkeling di seputaran Pulau Macan, Kep. Seribu |
Di sini ikannya masih lumayan
banyak. Ikan kakatua sering dapat ditemui di sini. Oh, ya. Salah satu
pengalaman di sini yang berkesan adalah waktu aku berenang di antara ikan-ikan.
Hanya berbekal nasi yang ditaruh di gelas aqua, kemudian disebar di dalam air,
ikan-ikan yang banyak jumlahnya pun berkumpul. Wow… aku baru tahu kalo nasi
bisa juga digunakan. Biasanya kan ada yang pakai roti atau biskuit. Dan aku
baru menyadari kenapa tadi sisa nasi di homestay ditaruh di gelas aqua oleh
salah satu teman. Awalnya aku pikir itu buat bekalnya makan di jalan. Ahahaha…
serius lho, aku kira begitu. :D
Oh, ya. Mengenai keadaan di bawah
laut di spot tempat kami snorkeling ini, secara umum kondisi karangnya banyak yang
rusak dan mati. Masih kalah jauh lah dengan yang di Halmahera Utara. Namun
demikian, aku sangat menikmatinya. Demikian juga teman-teman yang lain. Semoga
ke depan, karang-karang yang masih muda tumbuh dengan baik.
Setelah (belom) puas snorkeling,
saatnya menuju ke pulau berikutnya. Sebuah gosongan di tengah laut. Di sini
rame banget. Nah, kalau melihat gosongan begini, bawaannya pengen maen, maen
dan maen aja. Hehe. Area gosongan pasir putih dengan perairan dangkalnya cukup
luas. Ada juga turis asing ternyata di sini. Seperti turis asing bule
kebanyakan, mereka berjemur dengan sexy dan santainya. Sedangkan rombongan kami
lebih banyak menghabiskan waktu dengan bernarsis-narsis ria. Hehe…
Foto bareng di Pulau Gosong, Kep. Seribu |
Pulau Gosong, Kep. Seribu |
Selanjutnya kami menuju ke pulau
Perak. katanya sih ini milik salah satu orang penting gitu. entahlah. Yang
jelas, pulau ini kelihatan begitu terawat. Dermaganya kayunya bagus. Ada tempat
santainya, lampu-lampu taman, kelihatan elit lah pokoknya. Ada pondok yang
letaknya di atas dermaga, dan untuk menaikinya menggunakan tangga. Ada juga
cottage yang bisa disewa. Entah berapa harganya. Suasana sore di atas dermaga ini
terasa sangat romantis lho. Kata team leader kami, kalau mau beli beer, di
sinilah tempatnya.
Pulau Perak, Kep. seribu |
Pulau Perak, Kep. Seribu |
Pulau Perak, Kep. Seribu |
Okeh, saatnya lanjutkan
perjalanan. Pulau terakhir untuk hari ini, pulau Bulat namanya. Denger-denger
sih ini pulau salah satu mantan pejabat penting. Kami akan menikmati sunset di
sini. Pulaunya bagus, dan kelihatan terawat. Pulau ini sepertinya menjadi salah
satu tujuan favourite, terlihat dengan banyaknya pengunjung saat ini. Meski agak terlambat dengan sunset-nya,
setidaknya sisa-sisa semburat cahaya yang menyentuh awan di ufuk barat sana
masih bisa kami nikmati. Dan narsis-narsis geje dan gokil pun sepertinya tidak
luput sepanjang perjalanan kami. Haha…
Senja di Pulau Bulat, Kep. Seribu |
Dan akhirnya, saatnya untuk
kembali ke pulau Harapan. Hari semakin gelap dan jujur saja saya agak takut
kalau di tengah laut di saat malam. Rasanya semacam berada di tengah alam
mencekam penuh misteri gimanaaa gitu. hehe…
Sesuai jadwal, malam ini mau
BBQ-an. Ya, bakar-bakar ikan. Kami menuju ke salah satu sisi pulau ini. Dengan
beralaskan tikar, kami nikmati malam. Yang dibakar itu ikan dan sosis ternyata.
Hehe… Ikannya tak kunjung matang nih sob. Dan rasa kantuk pun melanda.
Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz….. (tidur) zzzz…. Aku termasuk
orang yang susah menahan ngantuk. Pas bangun, yang dibakar tadi udah siap
disantap. Nyam.. nyam.. nyam.. yah, rasanya sama lah kayak ikan-ikan yang
dibakar pada umumnya. Namun entah kenapa, suasana malam itu sepertinya menambah
enaknya ikan-ikan ini. Suasana lapar mungkin? Hehe…
Setelah ikannya rata dengan
piring, acara selanjutnya melepas lampion. Aku nggak tahu kalau ada acara ini.
Anginnya sedikit kencang, kemudian kami menuju ke sisi lain yang anginnya tidak
terlalu terasa. Sambil berdoa dan berharap, lampion-lampion itu pun dilepas.
Dan belakangan aku baru menyadari, yaa namanya juga pulau Harapan. Jadi mungkin
hal ini menjadi pelengkap trip di pulau ini.
Kemudian kami menuju ke area yang
biasanya orang-orang nongkrong. Lupa namanya, yang pasti banyak yang jualan di
sini. Suasana malam terasa lain di tempat ini. Apalagi dengan lampu mercury
yang berwarna kekuningan, di depannya laut, hmm.. Namun rasa kantuk itu datang
lagi. Oh, my God. Walau sambil berdiri, kesana kemari, loncat-loncat sekalipun,
rasa ngantuk ini nggak mau pergi. Aaaaakkkkkk……
Tiba-tiba… Nih bro, buat
ngilangin ngantuk. Segelas kopi dingin dari bro Edwin, fotografer yang
mendokumentasikan perjalanan kami. Thanks brooo…..!!! dan rasa ngantuk pun
berangsur sirna.
Sambil membahas masalah
fotografi, tak terasa waktu udah semakin larut, rasa ngatuk mulai merayu. Namun
sebelum kembali, aku dan si Edwin ini mengambil beberapa foto malam. Suasana pulau semakin sunyi. Dan sunyi begini, justru
menurutku semakin asyik buat nongkrong sambil maen gitar. Hehee…. Tapi kemudian
rasa ngantuk yg kembali hinggap nggak bisa
ditolak. Besok masih ada kegiatan. Hehe…
Pulau Harapan, Kep. Seribu |
Pulau Harapan Day 2: Penyu
Pulau tempat penangkaran penyu |
Untuk kembali ke pelabuhan, kami
menyusuri rute yang berbeda dengan rute datang tadi. Kali ini kami menyusuri
area perkampungan. Suasana kampung seperti kampung nelayan pada umumnya.
Setelah tiba di pulau Harapan,
saatnya packing, siap-siap kembali ke Jakarta. Karena suasana kapal sudah bisa
dipastikan sama dengan pas kami datang kemarin, maka untuk kembali ini, harus
mencari posisi yang bagus. Setidaknya yang teduh.
Selamat tinggal pulau Harapan.
Terima kasih untuk pengalaman yang menyenangkan. Terima kasih telah membuat
long weekendku kali ini menjadi berarti. Terima kasih ya Allah atas kesehatan,
kesempatan dan rejeki ini.
***
Tips ke pulau Harapan, Kep. Seribu
***
Tips ke pulau Harapan, Kep. Seribu
- Kalau ke sini, sebaiknya rame-rame;
- Ada banyak penyedia jasa trip, mulai yang biasa sampai yang wah. Silahkan googling. Atau mau arrange sendiri? itu lebih bagus, tinggal nyari info aja sih;
- Sebaiknya mengambil perjalanan pagi, biar bisa snorkeling tidak pas di tengah hari;
- Tidak cukup rasanya kalau cuman 2 (dua) hari. Minimal 3 (tiga) hari lah, biar bisa sekalian ekplore pulau, melihat kehidupan masyarakat dan alam sekitar, serta menyambangi beberapa spot snorkeling lainnya.
*****
No comments:
Post a Comment